Menjadi Hamba, Menjadi Terang

Hamba atau terang bagi bangsa-bangsa bukanlah status statis, yang mandeg. Verba ”menjadi” memperlihatkan pertumbuhan.

”Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi” (Yes. 49:6).

Inilah firman Allah kepada umat Israel melalui Nabi Yesaya. Israel dipilih untuk membawa keadilan, terang, dan pengharapan bagi bangsa-bangsa. Dan hari ini, firman Allah ini juga menyapa kita.

Itu berarti kita tidak hanya dipanggil menjadi hamba Allah. Sebab menjadi hamba Allah merupakan keniscayaan. Saat kita menyebut Allah itu Tuhan, maka serentak itu juga kita mengakui keberadaan selaku hamba-Nya.

Namun, sekali lagi, firman Allah yang menyapa kita sekarang ini tak hanya memanggil kita menjadi hamba Allah, melainkan juga menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Hamba Allah dipanggil untuk menjadi terang.

Menarik pula disimak,  ”menjadi hamba Allah” dan ”menjadi terang bagi bangsa-bangsa” menggunakan verba yang sama yakni ”menjadi”. Verba itu memperlihatkan sebuah proses, terus-menerus, dan tidak berhenti. Artinya, hamba atau terang bagi bangsa-bangsa bukanlah status statis, yang mandeg. Verba ”menjadi” memperlihatkan pertumbuhan.

Menjadi terang bagi bangsa-bangsa berarti mengarahkan orang lain kepada Allah. Menjadi terang bagi orang lain berarti memampukan orang lain melihat Allah melalui diri kita.

Itu pulalah yang dilakukan Yohanes Pembaptis. Dia menyadari hakikat dirinya selaku hamba. Itu terbukti kala dia taat—meski sempat merasa tak layak—untuk membaptis Yesus.

Tak hanya sampai di situ. Yohanes Pembaptis pulalah yang mengarahkan dua murid terbaiknya kepada Yesus Orang Nazaret. Kepada mereka, Yohanes  Pembaptis berkata, ”Lihatlah Anak Domba Allah!” (Yoh. 1:36). Pada titik ini Yohanes Pembaptis telah menjadi terang bagi para muridnya sehingga mereka mampu melihat yang terbaik dalam hidup.

Dan salah satu murid-Nya, Andreas, tak hanya menikmati kebersamaan dengan Yesus itu sendirian. Dia juga memanggil dirinya menjadi terang bagi orang lain—Simon. Sejatinya, Andreas hanya meneladankan Yohanes Pembaptis.

www.satuharapan.com
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.