RAHASIA ANGIN

Yang namanya angin memang sulit wataknya. Apalagi kalau ia sampai bernama badai. Entah itu taifun, tornado, hurricane (dari bahasa Indian "urican") yang artinya mahaangin atau monsun (dari bahasa Arab "mausiam" = musim).

Mereka turun sesuka hati pada saat yang sulit diduga-duga dan tak peduli siapa pun. Mangsanya tak pandang bulu. Istana raja atau gubuk buruk rakyat jelata diobrak-abrik sampai tak berbentuk. Mobil mewah atau yang sudah karatan yang tengah melaju atau yang sedang parkir dijungkirbalikkan tanpa ampun. Malah kereta api seolah diangkat hanya dengan jari kelingkingnya. Pohon yang tinggi menjulang tumbang lengkap dengan akar-akarnya. Samudra pun menjadi garang membuat manusia gentar tak berdaya.

Eh, tapi siapa bilang angin dan badai cuma dewa perusak? Manfaat angin tentu Anda semua lebih tahu. Angin sebagai pengatur suhu dan penyejuk udara. Tanpa angin yang sejuk nyaman, bagaimana kita di Tanah Air bisa duduk berangin-angin? Tanpa angin mustahil bagi berbagai tumbuhan untuk melanjutkan keturunan. Lalu coba tanya para pelaut yang ulet. Bila layar perahu sudah terkembang, apa yang masih mereka nantikan? Sang angin tentu saja. Yang unik ialah hampir sebagian besar badai "perempuan", lihat saja namanya, Betsy, Katrin, Anita, dan lain-lainl. Sekedar menyebut beberapa tapi kalau mythologi dapat dipercaya maka hampir semua dewa angin adalah pria, kekar dan menggemparkan, misalnya Aeolus, dewa angin Yunani yang perkasa dan atletis. Angin sungguh bebas dan rupanya punya rahasia.

Anda mungkin masih ingat kisah matahari dan sang angin? Adalah angin dan matahari sedang bercengkerama ketika seorang pria bermantel dan bertopi lewat. Ayo, kata sang angin, mari kita taruhan, siapa dari kita berdua yang bisa melepaskan topi dan mantel pria itu. Matahari setuju. Angin mulai berhembus. Mula-mula sepoi-sepoi tetapi makin lama makin kencang. Semakin kencang angin menghantam, semakin erat pria itu menahan topi dan mantelnya. Jalannya semakin terbungkuk-bungkuk dan tangannya sibuk menahan topi dan mantel agar tidak terlepas. Angin semakin beringas. Tetapi sia-sia. Pria itu erat-erat menahan topi dan mengeratkan mantelnya.

Akhirnya angin menyerah. Giliran matahari yang mulai beraksi. Makin lama makin panas. Pria itu mulai membuka kancing mantelnya. Matahari kirim teriknya. Si lelaki itu berkeringat. Dalam sekejap mata topi dan mantel sudah ditanggalkannya. Rahasianya? Kata matahari sambil berkedip kepada angin. "Tak perlu heboh-heboh dan gempar. Pelan tapi pasti, itulah kiatnya."

Ternyata bukan hanya angin punya rahasia, matahari juga.

Manusia apalagi. Seperti seorang gadis Gypsy (kaum yang hidupnya berkelana, sebebas angin) yang sungguh jelita oleh baginda raja ditanya apakah mau menjadi isterinya yang kesekian. Hadiah seribu satu tersedia, apa saja yang diminta pasti terkabul. Rumah mewah bagaikan istana jangan ditanya lagi. Jawab si gadis ringkas dan tegas, "Mohon maaf yang mulia, bisakah Baginda menangkap angin?"

(Sumber: Irmayanti Sha/Kumonitas Habelino) 

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.